Apakah binatang misterius ini merupakan jenis baru
Pada Bulan April 2003 dua foto dari seekor binatang yang tidak teridentifikasi diperoleh melalui kamera jebakan, pada malam hari. Kamera jebakan ini dipasang tanpa umpan, di punggung gunung sekitar 2 kilometer dari stasiun Lalut Birai dengan ketinggian 700 meter dpl. Kamera jebakan dipasang oleh staf WWF (Andris Salo dan Amat Uti) di satu lokasi dimana banyak mamalia.
Dua foto ini memperlihatkan seekor mamalia merah yang sedikit lebih besar daripada seekor kucing rumah. Satu foto memperlihatkan pandangan dari depan dan foto yang kedua memperlihatkan pandangan dari belakang. Sayangnya,kepala binatang itu tidak seluruhnya terlihat karena tertutup oleh daun, sehingga bentuk moncongnya tidak terlihat jelas. Bulu binatang ini seluruhnya berwarna merah tua. Binatang ini mempunyai ekor yang sangat panjang, hampir sama panjang dengan badannya, dengan bulu yang sangat tebal. Telingganya sangat kecil. Karakteristik yang paling menarik adalah kaki belakangnya yang sangat besar. Bentuk badan keseluruhan cukup jelas memperlihatkan bahwa binatang ini adalah karnivora kecil. Bentuk badan binatang ini sangat berbeda dengan bentuk badan tupai, bajing atau binatang mengerat jenis lainnya. Ada kemungkinan ini merupakan jenis musang yang baru.
Dua foto binatang ini telah dibandingkan dengan foto-foto kamera jebakan kami dari jenis-jenis musang, tetapi tidak ada yang mirip. Foto-foto telah diperlihatkan kepada masyarakat lokal yang sangat mengetahui satwa-satwa di kawasan ini. Namun tidak seorang pun pernah melihat binatang ini. Ketika kami menanyakan apakah ada kemungkinan binatang ini merupakan variasi berwarna merah dari jenis musang yang ada, mereka mengatakan bahwa bentuknya terlalu berbeda dan ada kemungkinan besar binatang ini jenis baru yang tidak dikenal.
Foto-foto telah diperlihatkan kepada beberapa orang ahli mamalia dari berbagai institusi: The Chicago Field Museum (Dr.Harry Leaney, yang selama 30 tahun meneliti mamalia Asia tenggara), The Smithsonian (Dr. Louise Emmons, seorang ahli mamalia yang bekerja di Sabah pada tahun 80-an dan telah melihat hampir seluruh dari fauna mamalia), dan Sabah Museum (Mr. Rob Stuebing dkk.). Tak seorang pun diantara mereka yang mengenal binatang ini. Yang jelas ini bukan jenis kucing. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa binatang ini mirip dengan lemur, namun kebanyakan orang mengira binatang ini sejenis musang. Bisa jadi binatang ini jenis musang yang baru atau variasi merah dari jenis musang yang ada. Tetapi menurut Dr. Emmons binatang ini “hampir mirip musang, tetapi ekornya terlalu aneh, dan tidak ada musang berwarna merah tanpa belang-belang di Kalimantan”. Ada hanya satu cara untuk mengetahui pasti apakah binatang ini jenis baru atau bukan, yaitu dengan menangkap seekor spesimen. WWF selama lebih dari satu tahun mencoba untuk mendapatkan foto-foto tambahan, dan akan mencoba untuk mendapatkan seekor spesimen hidup dengan menggunakan perangkap kandang.
Zaman sekarang sangat jarang ditemukan jenis mamalia yang baru. Penemuan jenis baru kijang di pada tahun 1997 merupakan sensasi yang cukup besar. Lebah jarang lagi untuk menemukan jenis carnivora di Asia Tenggara. Terakhir kali ini terjadi di Borneo dengan penemuan Borneo Ferret-Badger pada tahun 1895. Penemuan jenis mamalia yang baru sangat menekankan pada kepentingan konservasi kawasan Lalut Birai bagian dari Jantung Kalimantan. Namun, tanpa penemuan-penemuan sensasional seperti ini, keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sudah cukup menjadi alasan untuk melestarikan kawasan ini untuk masa depan.
Dua foto ini memperlihatkan seekor mamalia merah yang sedikit lebih besar daripada seekor kucing rumah. Satu foto memperlihatkan pandangan dari depan dan foto yang kedua memperlihatkan pandangan dari belakang. Sayangnya,kepala binatang itu tidak seluruhnya terlihat karena tertutup oleh daun, sehingga bentuk moncongnya tidak terlihat jelas. Bulu binatang ini seluruhnya berwarna merah tua. Binatang ini mempunyai ekor yang sangat panjang, hampir sama panjang dengan badannya, dengan bulu yang sangat tebal. Telingganya sangat kecil. Karakteristik yang paling menarik adalah kaki belakangnya yang sangat besar. Bentuk badan keseluruhan cukup jelas memperlihatkan bahwa binatang ini adalah karnivora kecil. Bentuk badan binatang ini sangat berbeda dengan bentuk badan tupai, bajing atau binatang mengerat jenis lainnya. Ada kemungkinan ini merupakan jenis musang yang baru.
Dua foto binatang ini telah dibandingkan dengan foto-foto kamera jebakan kami dari jenis-jenis musang, tetapi tidak ada yang mirip. Foto-foto telah diperlihatkan kepada masyarakat lokal yang sangat mengetahui satwa-satwa di kawasan ini. Namun tidak seorang pun pernah melihat binatang ini. Ketika kami menanyakan apakah ada kemungkinan binatang ini merupakan variasi berwarna merah dari jenis musang yang ada, mereka mengatakan bahwa bentuknya terlalu berbeda dan ada kemungkinan besar binatang ini jenis baru yang tidak dikenal.
Foto-foto telah diperlihatkan kepada beberapa orang ahli mamalia dari berbagai institusi: The Chicago Field Museum (Dr.Harry Leaney, yang selama 30 tahun meneliti mamalia Asia tenggara), The Smithsonian (Dr. Louise Emmons, seorang ahli mamalia yang bekerja di Sabah pada tahun 80-an dan telah melihat hampir seluruh dari fauna mamalia), dan Sabah Museum (Mr. Rob Stuebing dkk.). Tak seorang pun diantara mereka yang mengenal binatang ini. Yang jelas ini bukan jenis kucing. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa binatang ini mirip dengan lemur, namun kebanyakan orang mengira binatang ini sejenis musang. Bisa jadi binatang ini jenis musang yang baru atau variasi merah dari jenis musang yang ada. Tetapi menurut Dr. Emmons binatang ini “hampir mirip musang, tetapi ekornya terlalu aneh, dan tidak ada musang berwarna merah tanpa belang-belang di Kalimantan”. Ada hanya satu cara untuk mengetahui pasti apakah binatang ini jenis baru atau bukan, yaitu dengan menangkap seekor spesimen. WWF selama lebih dari satu tahun mencoba untuk mendapatkan foto-foto tambahan, dan akan mencoba untuk mendapatkan seekor spesimen hidup dengan menggunakan perangkap kandang.
Zaman sekarang sangat jarang ditemukan jenis mamalia yang baru. Penemuan jenis baru kijang di pada tahun 1997 merupakan sensasi yang cukup besar. Lebah jarang lagi untuk menemukan jenis carnivora di Asia Tenggara. Terakhir kali ini terjadi di Borneo dengan penemuan Borneo Ferret-Badger pada tahun 1895. Penemuan jenis mamalia yang baru sangat menekankan pada kepentingan konservasi kawasan Lalut Birai bagian dari Jantung Kalimantan. Namun, tanpa penemuan-penemuan sensasional seperti ini, keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sudah cukup menjadi alasan untuk melestarikan kawasan ini untuk masa depan.
sumber: WWF Indonesia
0 coment:
Posting Komentar